Kamis, 16 Januari 2014

Cerpen "handphone siapa"


“Ren, kamu mau nganterin aku ke gerbang samping sebentar saja. Mamaku di sana, mengantarkan piring untukku.” Kata Ozy. “M.. maafin aku ya Zy, aku nggak mau nganterin kamu.. Hehe... Aku capek nih habis penjelajahan, kenapa mamamu tak masuk saja kemari?” balas Rendy. “Ini jam tiga sore, ini bukan jam besuk Ren, jadi mamaku tak bisa masuk.” Keluh Ozy.
 Mereka memang sedang melaksanakan kewajiban rutin sebagai murid baru, yaitu KBO di SMP ANAK BANGSA. “Aku tidur sebentar ya.” Kata Rendy. “Hm. Yasudahlah aku sendiri saja.” Sahut Ozy. Akhirnya Ozy pun berjalan sendiri, tiba-tiba tali pramukanya jatuh. Seketika ia mengambil, dan tiba-tiba pandangannya beralih kepada sebuah handphone. “Wah? Handphone siapa itu? Hm.. sebaiknya aku tutup dulu handphone itu dengan dedaunan ini.” kata Ozy dalam hati.
Ozy pun bergegas menghampiri mamanya. “Sayang, ini piringnya. Dan ini sedikit tambahan uang saku.” Kata mamanya sambil menyodorkan piring dan uang. “Iya mah, terimakasih.” Kata Ozy sambil mencium tangan mamanya. “Ya sudah, mama harus buru-buru, ada pesanan yang harus di antar. Kamu baik-baik ya, kalau butuh sesuatu hubungi mama.” Kata mama Ozy. “Sip ma.. tanpa dikasih tahu juga aku sudah tahu kali ma.. aku kan sudah besar.” Balas Ozy. “Mama pamit dulu ya.” Kata mamanya sambil melambaikan tangan dari atas sepeda motornya. Ozy membalasnya dengan senyuman. “Hati-hati ma..”
Kemudian Ozy langsung menuju tendanya. Sesampainya di sana ia langsung menghampiri Rendy yang sedang tertidur. “Ren, bangun Ren.” Katanya sambil membangunkan Rendy. Tetapi Rendy hanya membalasnya dengan menguap. Lalu Ozy membisikan sesuatu di telinga Rendy. “Ren, bangun, aku punya rahasia. Cepatlah ini penting.” Bisiknya. Rendy pun bangun dan mengusap matanya. Dengan refleks Ozy menarik tangan Rendy.
“Eungh.. kamu apa-apaan sih Zy, aku lagi capek, emang sepenting apa?” Keluh Rendy. “Cepat kemari.” Kata Ozy. Ozy pun perlahan membuka dedaunan itu. “Lihatlah..” Kata Ozy. “HAAAHH???” Rendy kaget. “Usssstt diam. Nah, sekarang kita harus gimana?” Tanya Ozy. “Ya sudah, bagaimana kalau dikasih ke sekertariat saja.?” Sahut Rendy. “Hm.. iya juga siih. Tapi aku takut dikira sebagai pencurinya.” Kata Ozy. “Yeeh kamu.. ya enggak laah..”. “Tapi kamu yang ngasihin ya.?” Pinta Ozy. “Iyaaa..”.
Akhirnya mereka pun bergegas menuju sekertariat. “Kak, ini kami menemukan handphone.” Kata Rendy. “Iya dek, terimakasih ya. Untung kamu baik jadi nggak diambil buat sendiri.” kata kak Obby.
“Perhatian untuk semua peserta Kemah Bakti Osis, yang merasa kehilangan handphone segera menuju ke sekertariat untuk mengambilnya.” Seru kak Obby. Tak lama kemudian datang seorang gadis berpakaian pramuka lengkap menghampiri kak Obby “Kak, boleh saya lihat handphone nya?” Kata Arin. “Tidak dek, kalau kamu merasa kehilangan handphone kamu sebutkan bagaimana ciri-cirinya, soalnya takut ada yang ngaku-ngaku..” balas kak Obby dengan senyuman. “Iya Kak, Samsung Galaxy Young. Warna silver ada stiker mickey mouse nya.” Kata Arin. “Hm.. iya deh saya yakin ini milikmu, lain kali hati-hati ya adek..” Sahut kak Obby. “Hehe iya Kak, makasih banyak yaa.. Kakak nemu dimana?” Tanya Arin.  “Iya, bukan Kakak dek, tapi tadi ada siswa cowok yang nganterin, namanya Rendy sama Ozy.”. “Ya sudah Kak, makasih banyak ya..” Kata Arin sambil meninggalkan sekertariat dan menuju tendanya.
“Hera, Hera katanya teman kamu ada yang namanya Rendy ya?” Seru Arin. “Iya, emang kenapa Rin?” Tanya Hera. “Begini, dia yang nemuin handphone aku, aku pengen ketemu dia. Anterin yuk..?” Pinta Arin. “Hm.. ya udah deh, aku anterin, yuk!” Sahut Hera.
Setelah sampai di tenda Rendy, “Assalamualaikum.. ada Rendy nya nggak?” Seru Arin. “O waalaikumsalam. Rendy nya masih nyuci piring sebentar.” Sahut Ozy. “Ren, ini ada yang nyariin kamu, sama teman SD kamu, Hera.” Kata Ozy. Tak lama Rendy bertemu Arin. “Ren, makasih ya sudah mengembalikan handphone ku.”. Kata Arin. “Hehe iya, tapi yang nemu bukan saya, tapi Ozy, cuma Ozy malu mau ke sekertariat, jadi saya deh yang ngasihin. Begitu ”. Jelas Rendy. “Oowwh.. begitu ya sudah, ini tanda terimakasih saya buat kalian, ya memang tak seberapa..”. Kata Rrin sambil menyodorkan uang sepuluh ribuan dua. “Ohm, makasih ya Rin.” Balas Rendy dan Ozy. “Kita pamit dulu ya Ren, Zy.. bye..”. Seru Hera sambil meninggalkan Rendy dan Ozy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar