“Ren, kamu mau nganterin aku ke gerbang samping sebentar
saja. Mamaku di sana, mengantarkan piring untukku.” Kata Ozy. “M.. maafin aku
ya Zy, aku nggak mau nganterin kamu.. Hehe... Aku capek nih habis penjelajahan,
kenapa mamamu tak masuk saja kemari?” balas Rendy. “Ini jam tiga sore, ini
bukan jam besuk Ren, jadi mamaku tak bisa masuk.” Keluh Ozy.
Mereka memang sedang
melaksanakan kewajiban rutin sebagai murid baru, yaitu KBO di SMP ANAK BANGSA.
“Aku tidur sebentar ya.” Kata Rendy. “Hm. Yasudahlah aku sendiri saja.” Sahut Ozy.
Akhirnya Ozy pun berjalan sendiri, tiba-tiba tali pramukanya jatuh. Seketika ia
mengambil, dan tiba-tiba pandangannya beralih kepada sebuah handphone. “Wah?
Handphone siapa itu? Hm.. sebaiknya aku tutup dulu handphone itu dengan dedaunan
ini.” kata Ozy dalam hati.
Ozy pun bergegas menghampiri mamanya. “Sayang, ini piringnya.
Dan ini sedikit tambahan uang saku.” Kata mamanya sambil menyodorkan piring dan
uang. “Iya mah, terimakasih.” Kata Ozy sambil mencium tangan mamanya. “Ya
sudah, mama harus buru-buru, ada pesanan yang harus di antar. Kamu baik-baik
ya, kalau butuh sesuatu hubungi mama.” Kata mama Ozy. “Sip ma.. tanpa dikasih
tahu juga aku sudah tahu kali ma.. aku kan sudah besar.” Balas Ozy. “Mama pamit
dulu ya.” Kata mamanya sambil melambaikan tangan dari atas sepeda motornya. Ozy
membalasnya dengan senyuman. “Hati-hati ma..”
Kemudian Ozy langsung menuju tendanya. Sesampainya di sana ia
langsung menghampiri Rendy yang sedang tertidur. “Ren, bangun Ren.” Katanya sambil
membangunkan Rendy. Tetapi Rendy hanya membalasnya dengan menguap. Lalu Ozy
membisikan sesuatu di telinga Rendy. “Ren, bangun, aku punya rahasia. Cepatlah
ini penting.” Bisiknya. Rendy pun bangun dan mengusap matanya. Dengan refleks
Ozy menarik tangan Rendy.
“Eungh.. kamu apa-apaan sih Zy, aku lagi capek, emang
sepenting apa?” Keluh Rendy. “Cepat kemari.” Kata Ozy. Ozy pun perlahan membuka
dedaunan itu. “Lihatlah..” Kata Ozy. “HAAAHH???” Rendy kaget. “Usssstt diam.
Nah, sekarang kita harus gimana?” Tanya Ozy. “Ya sudah, bagaimana kalau dikasih
ke sekertariat saja.?” Sahut Rendy. “Hm.. iya juga siih. Tapi aku takut dikira
sebagai pencurinya.” Kata Ozy. “Yeeh kamu.. ya enggak laah..”. “Tapi kamu yang
ngasihin ya.?” Pinta Ozy. “Iyaaa..”.
Akhirnya mereka pun bergegas menuju sekertariat. “Kak, ini
kami menemukan handphone.” Kata Rendy. “Iya dek, terimakasih ya. Untung kamu
baik jadi nggak diambil buat sendiri.” kata kak Obby.
“Perhatian untuk semua peserta Kemah Bakti Osis, yang merasa
kehilangan handphone segera menuju ke sekertariat untuk mengambilnya.” Seru kak
Obby. Tak lama kemudian datang seorang gadis berpakaian pramuka lengkap
menghampiri kak Obby “Kak, boleh saya lihat handphone nya?” Kata Arin. “Tidak dek,
kalau kamu merasa kehilangan handphone kamu sebutkan bagaimana ciri-cirinya,
soalnya takut ada yang ngaku-ngaku..” balas kak Obby dengan senyuman. “Iya Kak,
Samsung Galaxy Young. Warna silver ada stiker mickey mouse nya.” Kata Arin. “Hm..
iya deh saya yakin ini milikmu, lain kali hati-hati ya adek..” Sahut kak Obby.
“Hehe iya Kak, makasih banyak yaa.. Kakak nemu dimana?” Tanya Arin. “Iya, bukan Kakak dek, tapi tadi ada siswa
cowok yang nganterin, namanya Rendy sama Ozy.”. “Ya sudah Kak, makasih banyak
ya..” Kata Arin sambil meninggalkan sekertariat dan menuju tendanya.
“Hera, Hera katanya teman kamu ada yang namanya Rendy ya?”
Seru Arin. “Iya, emang kenapa Rin?” Tanya Hera. “Begini, dia yang nemuin
handphone aku, aku pengen ketemu dia. Anterin yuk..?” Pinta Arin. “Hm.. ya udah
deh, aku anterin, yuk!” Sahut Hera.
Setelah sampai di tenda Rendy, “Assalamualaikum.. ada Rendy
nya nggak?” Seru Arin. “O waalaikumsalam. Rendy nya masih nyuci piring
sebentar.” Sahut Ozy. “Ren, ini ada yang nyariin kamu, sama teman SD kamu,
Hera.” Kata Ozy. Tak lama Rendy bertemu Arin. “Ren, makasih ya sudah
mengembalikan handphone ku.”. Kata Arin. “Hehe iya, tapi yang nemu bukan saya,
tapi Ozy, cuma Ozy malu mau ke sekertariat, jadi saya deh yang ngasihin. Begitu
”. Jelas Rendy. “Oowwh.. begitu ya sudah, ini tanda terimakasih saya buat
kalian, ya memang tak seberapa..”. Kata Rrin sambil menyodorkan uang sepuluh
ribuan dua. “Ohm, makasih ya Rin.” Balas Rendy dan Ozy. “Kita pamit dulu ya
Ren, Zy.. bye..”. Seru Hera sambil meninggalkan Rendy dan Ozy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar